Selasa, 18 November 2014

Pergeseran budaya upacara adat tradisonal



Nama   : Dhika Primadya Citrawijaya
NPM   : 12213334
Kelas   : 2EA03
Pergeseran budaya upacara adat tradisonal
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum /suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya di kota besar, seni tradisional merupakan sebuah warisan nenek moyang terdahulu.  Seiring berkembangnya kemajuan zaman dan teknologi, manusia pun ikut menciptakan sebuah kebiasaaan dan tradisi yang kemudian mewariskan kepada generasi selanjutnya dan terus begitu pada generasi berikutnya.
Akibatnya masyarakat Indonesia kebanyakan menganggap kesenian, seperti tarian, musik , permainan dan lain sebagainya dipandang sebagai hasil warisan budaya tradisional yang telah kuno. Sedangkan beberapa unsur lain yang termasuk kedalam budaya seni tradisional secara perlahan luntur dan hilang begitu saja. Hingga saat ini sudah tercatat ratusan acara adat dari berbagai suku hilang dan masyarakat pun beralih pada kemajuan teknologi.
Salah satu contohnya yang paling nyata dan tanpa banyak disadari masyaakat adalah Upacara Pernikahan. Untuk lebih jelasnya mari kita baca kasus dibawah ini :
Masyarakat adat Lampung Barat merupakan masyarakat yangmasih menjunjung tinggi nilai nilai adat budaya dan tradisi, Adat budayanya pun sangat khas. Sampai saat ini masih dapat kita jumpai Upacara – Upacara Adat seperti Upacara Adat dalam menyambut Tamu Agung, Pengangkatan Raja, Nyambai Agung dan Pernikahan.
08e          
Diantara bebeberapa Upacara Adat tersebut, yang paling sering kita jumpai adalah Upacara Adat Pernikahan. Dalam hal ini Muda mudi yang dalam bahasa lampung disebut Muli Mekhanai mempunyai peranan sebagai pendukung dan penyemarak kegiatan Upacara Pernikahan tersebut. Terdapat beberapa Tradisi Muli Mekhanai dalam menyemarakkan
Upacara adat Pernikahan ini salah satunya adalah Tari Selendang/Lempar Selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh Muli Mekhanai yang diringi oleh musik tradisional Gong dan Rebana. Secara bergantian Muli Mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar Muli Mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan Muli Mekhanai yang sedang menari lalu merekamasing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya.
Namun kini seiring tradisi tersebut berubah dan mengalami pergeseran nilai yang cukup mengkhawatirkan. Tari Selendang yang awalnya adalah tarian selendang yang diikuti alunan musik tradisonal, kini berganti menjadi tak ubahnya sebuah Pesta Dugem, alunan musik tradisonal Gong dan Rebana digantikan menjadi alunan yang mereka sebut dengan House Music dari VCD Player dengan speaker yang disetel sekencang-kencangnya, tarinya pun yang awalnya syarat akan nilai seni tradisional mau tidak mau harus mengikuti alunan House Music tadi, yang masih tersisa hanyalah kain selendang yang fungsinya memang masih sama dengan fungsi awal.
Ironis dan menghawatirkan memang jika melihat fenomena seperti ini terjadi ditengah-tengah masyarakat lampung barat yang masih memegang teguh nilai nilai keluhuran adat budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar