Nama :
Dhika Primadya Citrawijaya
NPM : 12213334
Kelas : 3EA03
Perilaku
Konsumen
Menurut
John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi
tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan United States, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta
ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa
perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk
membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli,
juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut
Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini.
Perilaku
konsumen dapat disarikan dari semua definisi diatas sebagai studi tentang
proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta
memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat konsumen.
Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu :
1.
Konsumen adalah
raja
Ia memiliki kemampuan penuh untuk menyaring semua
upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua yang dilakukan oleh
perusahaan harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen.
2.
Motivasi dan
perilaku konsumen dapat dipahami melalui penelitian
Hal-hal yang berkaitan dengan motivasi dan perilaku
dapat diketahui melalui penelitian, sehingga penelitian ini dipakai sebagai
acuan dalam membuat program pemasaran, perencanaan periklanan, perencanaan
promosi sehingga hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang dapat
diprediksi.
Teori Tentang Perilaku Konsumen
Perilaku
Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal
mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan,
yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti
uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa yang
diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku
konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar
wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan
bagaimana konsumen mengambil keputusan
Menurut
Mowen (2002) bahwa, “perilaku konsumen (consumer behaviour) didefinisikan
sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta
ide-ide”.
Sedangkan
menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara
individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan
memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka”.
The
American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu :
·
Perilaku
konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup
konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
·
Perilaku
konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran),
perilaku dan kejadian di sekitar.
·
Perilaku
konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi
pemasaran.
Peter
dan Olson (1999) dalam Simamora (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan adalah soal pilihan. Untuk
lebih jelasnya mereka menyatakan bahwa keputusan meliputi suatu pilihan “antara
dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku”.
Sastradipora
(2003) menyatakan bahwa: “perilaku konsumen adalah proses dimana para individu
menetapkan jawaban atas pertanyaan: perlukah, apakah, kapankah, dimanakah,
bagaimanakah, dan dari siapakah membeli barang atau jasa”.
Solomon
(2003) menyatakan bahwa, “consumer behavior is the process involved when
individuals or groups selest, purchase, use, adn dispose of goods, services,
ideas, or experiences to satisfy their needs and desires”. Yang dapat diartikan
bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan seseorang ataupun
suatu kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan dan memanfaatkan
barang-barang, pelayanan, ide, ataupun pengalan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Kotler
(2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
1. Faktor Budaya.
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting
bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih
menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.
Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial.
Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian
masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan
yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama,
orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam
daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa
dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga,
kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan,
kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat,
individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya
selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada
seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.
2. Faktor sosial.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan
memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut
orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan
seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang
tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan
orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri
dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan
berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
3. Faktor pribadi.
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta
nilai dan gaya hidup pembeli.
4. Faktor psikologi.
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan
karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan
keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
Menurut
Wilkie (1986) menyatakan bahwa perilaku konsumen itu dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Yang disebut internal antara lain: usia, pekerjaan,
gaya hidup, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.
Sedangkan faktor eksternal antara lain: budaya, keluarga, kelompok acuan,
kondisi lingkungan, kegiatan pemasaran perusahaan dan situasi.
Penelitian Konsumen Sebagai Suatu
Bidang yang Dinamis
Kurangnya
perhatian terhadap penelitian konsumen sudah disadari sejak dahalu. Hal ini
terlihat dari para pemasar yang lebih memfokuskan pada bagaimana caranya
memasarkan produknya.Para pemasar kurang memperhatikan bagaimana sebenarnya
reaksi dari konsumen yang rnengkonsti produk tersebut. Bila konsumen merasa
tertarik pada suatu produk secara teliti konsumen hanya dapat mengkonsumsi
produk tersebut tanpa dapat diberikan tanggapan yang dirasakannya dari produk
tersebut.
Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menunjukkan
keinginannya untuk mengetahui tidak hanya sejauh-mana kebutuhan konsumen, akan
tetapi juga bagaimana tanggapannya akan produk yang dikonsumsinya yang berarti
berhubungan dengan kepuasan konsumen. Perusahaan
mulai kritis Mengenali tingkah laku konsumen akan suatu produk. Mereka mulai
banyak melakukan penelitian yang dapat membantu mereka untuk mengetahui
keinginan, kebutuhan sekaligus dengan kepuasan konsumen tersebut. Perusahaan
melakukan berbagai macam riset dengan melihat dari berbagai macam faktor yang
akan timbul.
Penelitian
eksplorasi tidak direncai-iakaii untuk menyimpulkai-i jawaban dalam meneliti
pertanyaan yang diberikan oleh konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai
kesimpulan konsumen terhadap suatu produk, kesimpulan konsumen dapat merek, dan
pelayanan itu penting juga digunakan untuk mengkaji dalam mengidentifikasikan
apa yang mempengaruhi konsumen.
Pendekatan Penelitian Konsumen
Ada
dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian Cross-sectional dan
Longitudinal.
1. Pendekatan Penelitian Cross-Sectional
Pendekatan ini dimaksudkan
untuk meneliti aspek-aspek peri,~pku konsumen yang menggunakan waktu secara
relatif sii-tgkat, misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada waktu
tertentu, mempelajari nilai dan sikap konsumen terhadap suatu produk dalam
momen waktu tertentu.
2. Pendekatan Penelitian Longitudinal
Pendekatan ini dimaksudkan untuk meneliti
aspek—aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu
tertentu, misainya mengadakan penelitian mengenai pendapat masyarakat tentang
kopi merek glatik selama periode waktu enam bulan.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada
periode waktu yang relatif lama, sedangkan pendekatan penelitian
cross-sectional menggunakan waktu relatir singkat atau sesaat.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar