Nama : Dhika
Primadya Citrawijaya
NPM : 12213334
Kelas : 3EA03
SUMBER DAYA KONSUMEN DAN
PENGETAHUAN
Sumber
Daya Konsumen adalah semua pendapatan atau kekayaan yang dimiliki seorang
konsumen yang bertujuan untuk menentukan apa yang akan dibeli oleh konsumen
(keputusan konsumen). Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan
pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya pendapatan
konsumen, mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang.
Terdapat
3 macam sumber daya konsumen yaitu:
1. Sumber
Daya Ekonomi – Uang
Sumber daya Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber
daya ekonomi, atau biasa dikenal dengan potensi ekonomi. Keadaan ekonomi
konsumen sangat mempengaruhi konsumen tersebut dalam mengambil suatu keputusan.
Keputusan konsumen sehubungan dengan produk sangat dipengaruhi oleh jumlah
sumber daya ekonomi yang dimiliki pada saat ini maupun pada masa yang akan
datang.
Berikut
ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, yaitu:
a)
Sumber daya ekonomi individu.
b)
Sumber daya ekonomi keluarga.
c)
Sumber daya ekonomi rumah tangga.
Selain pendapatan,
sumber daya ekonomi lainnya yaitu kekayaan (asset / nilai bersih) dan kredit.
Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut.
2. Sumber
Daya Temporal – Waktu
Waktu menjadi salah satu variabel yang semakin
penting dalam memahami perilaku konsumen. Banyak konsumen yang semakin
mengalami kemiskinan akan waktu, karena kesibukan dalam kegiatan sehari-hari.
Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang
sangat peribadi yaitu waktu senggang. Secara historis, anggaran waktu konsumen
dianggap memiliki dua komponen, yaitu waktu kerja dan waktu senggang. Menurut Lane dan Lindquist, anggaran
waktu konsumen terbagi atas :
a)
Waktu yang menghasilkan pendapatan.
b)
Waktu terikat (wajib dan non-wajib)
c)
Waktu tidak terikat (terencana dan tidak
terencana)
3. Sumber
Daya Kognitif – Perhatian
Sumber daya kognitif menggambarkan kapasitas mental
yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Karena
kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka
perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan
informasi.
Perhatian
terdiri dari dua dimensi:
a)
Arahan (direction) menggambarkan fokus
perhatian
b)
Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas
yang difokuskan pada arahan tertentu.
Sumber Daya Ekonomi adalah segala sumber
daya yang dimiliki berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia,
baik itu yang berasal dari sumber daya alam (SDA) maupun dari sumber daya
manusia (SDM) yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan (benefit), serta
dapat diolah sebagai modal dasar dalam pembangunan ekonomi.
Sumber
daya ekonomi merupakan salah satu bentuk dari sumber daya konsumen. Sumber daya
Ekonomi terdiri dari:
1. Sumber
Daya Alam (SDA)
Semua sumber / kekayaan yang berasal dari alam
(Tanah, air, angin, cahaya matahari, mineral, dsb). Contoh: Sumber daya tanah dapat
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, lalu hasil perkebunan tersebut dijual sehingga
menghasilkan keuntungan.
2. Sumber
Daya Manusia (SDM)
Semua kegiatan manusia baik jasmani (fisik) maupun
rohani yang bertujuan untuk kegiatan produksi. Contoh:
Petani, nelayan, buruh, karyawan, pegawai, dll.
3. Sumber
Daya Kewirausahaan
Suatu sikap, perilaku,
semangat seseorang dalam menangani sebuah usaha atau kegiatan ekonomi, sehingga
dapat menghasilkan keuntungan. Contoh: Pengusaha kain, pengusaha
tahu & tempe, pengusaha peternakan, dll.
4.
Sumber Daya Modal
Sumber daya yang dibuat oleh manusia baik berupa
uang maupun barang yang dapat digunakan dalam membantu proses kegiatan
produksi. Contoh: Uang,
bahan baku, bahan bakar, mesin, bangunan / gedung untuk tempat produksi, dll.
Sumber daya
ekonomi mempengaruhi sumber daya konsumen, atau biasa dikenal dengan potensi
ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen tersebut dalam
mengambil sebuah keputusan. Keputusan konsumen sehubungan dengan produk sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki pada saat ini maupun
pada masa yang akan datang.
Berikut
ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, yaitu:
·
Sumber daya ekonomi individu
·
Sumber daya ekonomi keluarga
·
Sumber daya ekonomi rumah tangga
Selain
pendapatan, sumber daya ekonomi lainnya yaitu kekayaan (asset / nilai bersih)
dan kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut.
Secara
umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpandi dalam
ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi
konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen.
Isi
Pengetahuan
Psikologi
kognitif mengemukakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu:
·
Pengetahuan Dekleratif (Declarative
Knowledge), melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan ini
dibagi menjadi dua katagori, yaitu:
1) Pengetahuan
Episodik (Episodic Knowledge), melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan
lintasan waktu.
2) Pengetahuan
Semantik (Semantic Knowledge),mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan
yang memberi arti bagi dunia seseorang.
·
Pengetahuan Prosedural (Procedural
Knowledge), mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta
ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa fakta tersebut tidak perlu sesuai
dengan realitas objektif.
Pengetahuan konsumen di
dalam tiga bidang umum, yaitu:
1) Pengetahuan
produk (product knowledge), bagaimana konsumen memahami seluk beluk dari barang
yang akan dibelinya.
2) Pengetahuan
pembelian (purchase knowledge), bagaimana pengaturan konsumen dalam membeli
suatu barang, perhatian akan harga akan sangat diperhatikan.
3) Pengetahuan
pemakaian (usage knowledge), konsumen harus mengerti tentang kegunaan,
kelebihan, dan akibat dari barang yang akan dipakainya.
A.
Pengetahuan Produk
Pengetahuan
produk mencakupi:
·
Kesadaran akan katagori dan merek produk
di dalam katagori produk.
·
Terminologi produk
·
Atribut atau ciri produk
·
Kepercayaan tentang katagori produk
secara umum dan mengenai merek spesifik.
Informasi pengetahuan
produk dapat diperoleh melalui analisis kesadaran konsumen dan citra dari
merek.
B. Analisis
Kesadaran
Hal yang lazim untuk menilai kesadaran merek adalah
ukuran kesadaran “puncak pikiran.” Merek yang akrab dengan konsumen merupakan
perangkat kesadaran (awareness net). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang
“tidak dikenal.” Sebagai akibatnya, sasaran pemasaran yang penting adalah
memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran. Peningkatan kesadaran adalah
sasaran utama dari iklan yang muncul. Contoh: konsumen akan lebih mudah menyebutkan merek pasta gigi tertentu
karena iklannya yang menarik dari segi konsep iklan, yang bercerita mengenai
ayah dan anak sedang menggosok gigi dan si anak di takut-takuti dengan adanya
monster yang akan menyerang gigi bila malas gosok gigi.
C. Citra
Merek
Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang
dianut oleh konsumen dan menentukan suatu citra merek. Pemeriksaan pengetahuan
konsumen mengenai sifat objek dikenal sebagai analisis citra (image analysis). Contoh: produsen sabun cuci bubuk yang
menempatkan produknya sebagai sabun cuci bubuk yang ampuh menghilangkan noda,
mencerahkan warna pakaian, serta memutihkan pakaian yang kusam dibandingkan
produk sabun cuci bubuk lain.
D. Pengetahuan
Harga
Salah satu aspek pengetahuan produk yang patut di
khususkan adalah aspek yang melibatkan harga produk. Keputusan penetapan harga oleh eksekutif
pemasaran mungkin pula bergantung kepada persepsi mereka mengenai berapa baik
konsumen mendapatkan informasi mengenai harga. Pemasar akan lebih dimotivasi
untuk menekan harga dan berespons terhadap potongan harga kompetitif bila
mereka percaya konsumen banyak mengetahui tentang harga yang ditetapkan di
dalam pasar.
Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai
harga memungkinkan pemasar kurang memperhatikan tentang perbedaan harga yang
berarti sehubungan dengan pesaing. Bila konsumen sebagian besar tidak
mengetahui tentang perbedaan harga relatif., pemasar dapat mengeksploitasi
ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi.
E. Pengetahuan
Pembelian
Mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki
konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari
pengetahuan pembelian (purchase knowledge) melibatkan informasi berkenaan
dengan:
·
Keputusan tentang dimana produk tersebut
harus dibeli
·
Masalah mendasar yang harus diselesaikan
oleh konsumen selama pengambilan keputusan adalah dimana mereka harus membeli
suatu produk. Banyak produk dapat diperoleh melalui saluran yang sangat
berbeda. Sabun cuci, misalnya, dapat dibeli dengan mengunjungi pasar
tradisional, toko eceran, maupun supermaket.
·
Pengetahuan pembelian juga mencakup
informasi yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk di dalam lingkungan
eceran. Satu aspek dari pengetahuan lokasi ini melibatkan informasi konsumen
mengenai toko mana yang menjual produk mana. Satu lagi dimensi lain berhubungan
dengan pengetahuan mengenai dimana produk tersebut sebenarnya terletak didalam
toko.
·
Pengetahuan mengenai lokasi produk di
dalam toko dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Bila konsumen tidak akrab
dengan sebuah toko, maka konsumen lebih mengandalkan informasi di dalam toko
dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk. Pengolahan stimulus dalam toko
yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan atau keinginan yang sebelumnya
tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian yang tidak direncanakan.
·
Kapan pembelian harus terjadi
Kepercayaan konsumen
mengenai kapan membeli adalah satu lagi komponen yang relevan dari pengetahuan
pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secara tradisional
dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian hingga waktunya tiba.
F. Pengetahuan
Pemakaian
Pengetahuan pemakaian (usage knowledge) mencakupi
informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat
digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut.
Konsumen mungkin mengetahui untuk apa sebuah kompor listrik dapat digunakan,
tetapi tidak mengetahui bagaimana mengoperasikan produk tersebut.
Kecukupan pengetahuan pemakaian konsumen penting
karena berbagai alasan. Pertama, konsumen tentu saja lebih kecil kemungkinanya
membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki informasi yang cukup mengenai
bagaimana menggunakan produk tersebut. Upaya pemasaran yang dirancang untuk
mendidik konsumen tentang bagaimana menggunakan produk pun dibutuhkan.
Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila
konsumen memiliki informasi yang tidak lengkap mengenai cara-cara yang berbeda
atau situasi dimana suatu prodk digunakan. Penemuan kemampuan aspirin untuk
mengurangi resiko serangan jantung mendorong Bayer untuk menginformasikan
konsumen mengenai pemakaian obat ini.
G. Organisasi
Pengetahuan
Banyak teori mengenai organisasi ingatan, literatur
yang ada sebagian besar mendukung pandangan mengenai ingatan yang
diorganisasikan dalam bentuk jaringan asosiatif (associative network). Menurut
konsep jaringan asosiatif ini, ingatan terdiri dari serangkaian nodus (yang
menggambarkan konsep) dan penghubung (yang menggambarkan assosiasi atau
hubungan di antara nodus-nodus).
Kombinasi berbagai nodus di dalam ingatan
menghasilkan unit pengetahuan yang lebih kompleks. Penghubung di antara nodus
membentuk suatu kepercayaan atau proposisi. Proposisi suatu kepercayaan ini
pada gilirannya dapat dikombinasikan untuk menciptakan struktur pengetahuan
tingkat tinggi yang disebut skema. Salah satu jenis skema, yang dikenal sebagai
skip (script), berisikan pengetahuan mengenai urutan tindakan temporal yang
terjadi selama suatu peristiwa. Skema dan skip memainkan peranan penting selama
pengolahan informasi. Pada dasarnya, pengaktifan skema atau skip selama
pengolahan stimulus yang baru masuk mengurangi upaya kognitif yang diperlukan
untuk mendefinisikan apa stimulusnya dan bagaimana orang bersangkutan harus
berespons terhadapnya.
H. Pengukuran
Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur pengetahuan
adalah menilai secara langsung isi ingatan. Pengukuran pengetahuan objektif
(objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar
sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
Pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah
dengan menggunakan ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge).
Pengukuran ini meyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka
sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka sendiri
berkenaan dengan pengetahuan atau keakraban.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar