Nama : Dhika
Primadya Citrawijaya
NPM : 12213334
Kelas : 3EA03
Definisi Sikap, Motivasi, dan
Konsep Diri
Sikap
Kata
sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of
placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap
adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran,
dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu
: Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks
yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan
cara tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan
ilmu sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan
dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America:
Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset yang dilakukannya
bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znanieck membahas informasi
sosiologi dari kedua sudut individualistik dan subjektivistik. Menurut
pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada saat membahas kehidupan
dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya objektif (objective
cultural).
Motivasi
Kata
motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya
ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia
kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang
menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara
negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen
utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan. Pengertian
motivasi menurut beberapa ahli : Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat
dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”.
Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang
diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Konsep Diri
Konsep
diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Pengertian konsep diri menurut beberapa ahli : Menurut
Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk persepsi individu akan
sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Menurut
Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa, konsep diri adalah cara
individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual,
sosial dan spiritual
Komponen Sikap
Ada
tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu :
a. Kognitif
(cognitive)
Berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek
sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif
(affective)
Menyangkut
masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif
(conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur
sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Sifat-sifat sikap
Seperti
kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu
sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif menimbulkan kecenderungan untuk
menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat
positif menimbulkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau
bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat,
juga memiliki beberapa ciri-ciri antara lain :
·
Sikap selalu menggambarkan hubungan
subjek dengan objek.
·
Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi
“dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan.
·
Karena sikap dapat “dipelajari” maka
sikap dapat diubah meskipun sulit
·
Sikap tidak menghilang walau kebutuhan
sudah terpenuhi.
·
Sikap tidak hanya satu macam saja
melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.
·
Dalam sikap tersangkut faktor motivasi
dan perasaan.
Penggunaan Multiatribute Attitude
Model Untuk Memahami Sikap Konsumen
Kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah
akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen
adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan
atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara
lain :
·
Sikap positif, negatif, netral
·
Keyakinan sikap
·
Sikap memiliki objek
·
Konsistensi sikap
·
Resistensi sikap.
Berikut
penggunaan multi atribut attidude ada tiga yaitu :
1. Theattribute-toward-objectmodel:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap
satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran
dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan
karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap
selanjutnya.
2. Theattitude-toward-behaviormodel
Lebih digunakan
untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap
objek.Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen
yang berupa pembelian ditempat itu.
3. Theoryof-reasoned-actionmodel
Menurut teori ini
pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau
penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan
mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Pentingnya feeling dalam Memahami
Sikap Konsumen
Azwa
(1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembetukan sikap
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi
dalam individu.
a) Pengalaman
pribadi Middlebrook (dalam Azwar 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman
yang dmiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan
membentuk sikap negative terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah
terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan
emosi, karena penghayatan akan pengalama lebih mendalam dan lebih lama
membekas.
b)
Pengaruh
orang lain yang dianggap penting individu pada umumnya cenderung memiliki sifat
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang
didorong oleh oleh keiinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghidari
konflik.
c)
Pengaruh Kebudayaan Burrhus Frederic
Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh lingkungan
(termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan
pola perilaku yang konosisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang
kita alami (Hergenhandalam azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman
bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis
penpgrah sikap individu terhadap berbagai masalah.
d)
Media massa berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa
memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat pesar-pesan sugestif
akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap tertentu.
e)
Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system mempunyai pengaruh
dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah
antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan
dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan
ajaran agama sangat menentukan system kepercayaan maka tidaklah mengherankan
kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan
sikap individu terhadap sesuatu hal.
Penggunaan Sikap dan Maksud Untuk
Memperkirakan Perilaku Konsumen
Werner
dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga
pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitupostulat of consistency,
postulat of independent variation, dan postulate of contigent consistency.
Berikut
ini penjelasan tentang ketiga postulat tersebut :
1) Postulat
Konsistensi
Postulat
konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat
untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada
suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya
hubungan langsung antara sikap danperilaku.
2)
PostulatVariasi Independen
Postulat ini
mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku
karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang
berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
3)
Postulat Konsistensi Kontigensi
Postulat konsistensi kontigensi menyatakan bahwa
hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional
tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya,
merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan
perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada
sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasi ke situasi
lainnya. Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan
sikap dan perilaku.
Dinamika Proses Motivasi
Proses
motivasi :
1. Tujuan. Perusahaan harus bias menentukan
terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke
arah itu.
2. Mengetahui kepentingan. Perusahaan harus
bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan
perusahaan semata
3. Komunikasi efektif. Melakukan komunikasi
dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus
mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu
untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan
perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu
konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas. Perusahaan memberikan
fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Kegunaan dan Stabilitas Pola
Motivasi
Motivasi
menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan
pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi
daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai
kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai
suatu tujuan.
Dengan
adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang
diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi
adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang
diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali
berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha
untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam
konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul
karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin
dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu
waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku.
Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka
terhadap usaha motivasi para konsumen.
Memahami Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan
konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Fisiologis.
Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup
lainnya.
·
Keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan
hidup fisik dan keamanan
·
Afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk
diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
·
Prestasi. Keinginan dasar akan
keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
·
Kekuasaaan. Keinginan untuk mendapat
kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
·
Ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan
kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
·
Urutan dan pengertian. Keinginan untuk
mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan
pembangunan system lain.
·
Pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat
kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai
pencarian variasi.
·
Atribusi sebab-akibat. Estimasi atau
atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar